Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

4 Klarifikasi Medis Yang Berhubungan Dengan Darah Kotor

Tajukbacacom - Darah yang keluar saat haid seringkali dianggap darah kotor oleh masyarakat. Selain itu, darah kotor juga sering dikaitkan dengan bisul dan jerawat. Padahal, kondisi tersebut tidak ada hubungannya dengan darah kotor.

4 Klarifikasi Medis Yang Berhubungan Dengan Darah Kotor

Berbeda dengan anggapan tentang darah kotor di masyarakat, secara medis darah kotor adalah darah yang mengandung zat sisa metabolisme dari jaringan tubuh, salah satunya adalah karbondioksida. Darah bersih mengandung oksigen tinggi, sedangkan darah kotor tidak lagi mengandung oksigen (darah terdeoksigenasi). Darah mengalir dari seluruh tubuh ke jantung, dan dari jantung ke paru-paru untuk mendapatkan oksigen. Kemudian, kembali ke jantung dan ke seluruh tubuh. Gangguan proses ini umumnya dikaitkan dengan kelainan jantung.

Kondisi Medis Terkait dengan Darah Kotor

Tidak ada bukti medis yang menunjukkan bahwa darah kotor bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Berikut ini adalah kondisi kesehatan yang sering dikaitkan dengan darah kotor:

1. Menstruasi

Seorang wanita yang sedang haid tidak dalam keadaan “kotor”, dan darah haid juga bukan darah kotor menurut definisi medis di atas. Darah menstruasi tidak kotor atau berbahaya. Darah dan jaringan yang keluar saat menstruasi berasal dari penebalan selaput rahim yang diperlukan untuk proses kehamilan. Saat wanita tidak hamil, rahim yang menebal dan telur yang tidak dibuahi akan keluar setiap bulan dalam bentuk darah menstruasi. Kekentalan atau warna darah menstruasi dapat berubah berdasarkan jumlah hari menstruasi dan kadar hormon.

2. Jerawat

Munculnya jerawat tidak bisa dikaitkan dengan darah kotor. Ada empat faktor utama yang menyebabkan timbulnya jerawat, yaitu produksi minyak, sel kulit mati, pori-pori tersumbat, dan bakteri di kulit. Jerawat terjadi ketika pori-pori pada kulit tersumbat oleh minyak dan sel kulit mati. Kondisi ini dapat membuat bakteri berkembang biak sehingga terjadi peradangan yang sering disebut dengan jerawat. Jerawat biasanya muncul pada area wajah, dada, bahu, dan punggung. Timbulnya jerawat bisa juga dipengaruhi oleh faktor hormonal.

3. Bisul

Bertentangan dengan pendapat umum yang sering kita dengar, bisul juga bukan disebabkan oleh darah kotor. Bisul terjadi ketika bakteri menginfeksi folikel rambut di kulit, menyebabkan peradangan. Bisul umumnya tampak seperti benjolan merah dan lunak. Benjolan akan membesar karena berisi nanah. Bisul bisa mulai dari kecil, kemudian membesar dan menyebabkan rasa sakit. Bisul bisa timbul secara bersamaan di area tubuh tertentu, seperti wajah, leher, paha, ketiak, atau bokong. Kondisi ini disebabkan oleh infeksi yang terjadi di bawah kulit di area tersebut. Jangan pernah memeras atau memecah bisul sendiri karena ini dapat menyebarkan infeksi. Konsultasikan ke dokter, jika bisul disertai demam dan terjadi selama lebih dari dua minggu. 

4. Alergi

Alergi biasanya berhubungan dengan darah kotor, padahal penyebab alergi tidak demikian. Alergi adalah respons sistem kekebalan tubuh yang berlebihan terhadap zat asing. Gejala yang muncul akibat reaksi alergi bisa berbeda-beda pada setiap orang, mulai hidung tersumbat dan gatal, bersin, mata merah dan berair disertai gatal-gatal, kulit gatal, bengkak, hingga serangan asma. Alergen atau alergen, berbeda dari orang ke orang. Beberapa pemicu umum adalah serbuk sari, debu, jamur, makanan atau minuman tertentu, atau obat-obatan. Terkadang rangsangan dari luar tubuh seperti suhu dingin juga bisa menimbulkan gejala alergi.

Anggapan bahwa darah kotor dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan, yang masih diyakini sebagian orang, belum terbukti secara medis. Jika Anda mengalami gangguan kesehatan berupa keempat kondisi di atas, konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.