Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

10 Penyakit Yang Kebal Terhadap Vaksin

Tajukbaca.com - Komunitas medis kini mulai meningkatkan kesadaran tentang mutasi yang terjadi pada beberapa jenis virus dan meningkatnya kejadian beberapa jenis penyakit menular.

10 Penyakit Yang Kebal Terhadap Vaksin

Berbagai perubahan atau mutasi yang terjadi menyulitkan para ahli untuk mengendalikan penyakit yang sudah kebal terhadap vaksin dan antibiotik seperti sekarang ini.

Di bawah ini terdapat 10 jenis penyakit yang mulai mengembangkan resistansi terhadap vaksin.

1. Influenza A

Influenza A merupakan sebuah virus yang menyebabkan banyak wabah flu dengan gejala yang parah seperti bersin, batuk, nyeri otot dan demam tinggi. Karena virus ini juga sering berubah (mutasi), hal ini juga membuat vaksin flu menjadi kurang efektif, terutama pada musim flu. Infeksi virus ini bisa berbahaya bagi orang tua, anak-anak, dan orang dengan masalah kesehatan kronis seperti asma atau gangguan jantung.

2. Batuk Rejan

Kekuatan kuman penyebab batuk rejan berubah setiap 4-5 tahun, sehingga efektifitas vaksin untuk mencegahnya juga tergantung dari seberapa kuat kuman tersebut saat ini. Mutasi terjadi lebih cepat pada orang yang tidak menerima vaksin.

3. Tuberkulosis (TBC)

Tuberkulosis merupakan salah satu penyebab utama kematian di antara berbagai penyakit menular diseluruh penjuru dunia. Hal ini disebabkan terbentuknya bakteri yang resisten terhadap berbagai pengobatan tuberkulosis. Sehingga menjadikan penyakit ini kebal terhadap vaksin.

4. Malaria

Malaria tetap menjadi sebuah ancaman penyakit yang serius meskipun berbagai pengobatan telah berhasil dikembangkan selama bertahun-tahun. Pasalnya, kuman penyebab penyakit malaria telah mengalami resistensi terhadap berbagai jenis obat dan insektisida. Parasit penyebab malaria mampu bermutasi dengan cepat untuk menghindari berbagai pengobatan sehingga penyakit tersebut dapat bertahan lebih dari 50.000 tahun.

5. Gonore

Perubahan kuman penyebab gonore telah sering terjadi selama beberapa tahun terakhir. Infeksi gonore dapat meningkatkan risiko terinfeksi HIV, meningkatkan risiko infertilitas, kehamilan ektopik, dan penyakit radang panggul.

6. Pneumonia

Bakteri streptokokus yang menyebabkan penyakit pneumonia dan meningitis telah menginfeksi banyak orang Amerika. Bakteri ini juga dapat menyebabkan infeksi pada aliran darah (sepsis), infeksi telinga, dan infeksi sinus.

7. CRE (Enterobacteriaceae yang Tahan Karbapenem)

CRE adalah sebuah bakteri yang sulit diobati dan bahkan seringkali tidak dapat diobati. Bakteri sejenis ini ditemukan di banyak rumah sakit dan menyebabkan infeksi nosokomial. CRE telah mengalami resistensi terhadap hampir semua jenis antibiotik dan hampir sebagian dari penderita CRE meninggal.

8. Kandidiasis

Jamur candida yang resisten terhadap flukonazol sering ditemukan pada kulit dan selaput lendir, tanpa menyebabkan infeksi. Namun karena jamur ini mengalami perubahan, maka bisa masuk ke aliran darah dan menyebabkan infeksi.

9. Sakit tenggorokan dan infeksi kulit

Bakteri streptokokus grup A dapat menyebabkan berbagai penyakit dalam tubuh manusia, mulai dari radang tenggorokan dan infeksi kulit hingga masalah kesehatan lain yang lebih serius seperti sindrom syok toksik, demam berdarah, demam rematik, dan bahkan penyakit makan daging.

10. Demam tifoid

Peningkatan infeksi salmonella baik tifoid maupun non tifoid terjadi karena peningkatan mutasi kuman salmonella. Salmonella dapat menyebabkan demam tifoid, keracunan makanan, dan gastroenteritis (muntah) pada manusia.